Tuesday, April 12, 2016

Penyebab Perselingkuhan yang belum kamu ketahui

Apakah kamu sering mengobrol mendalam dan panjang lebar, serta bertukar pesan singkat dengan lawan jenis yang bukan pasanganmu? Hati-hati. Jangan-jangan kamu sedang selingkuh hati.


Banyak orang mengira bahwa pria akan meninggalkan istrinya untuk wanita yang lebih seksi atau lebih cantik. Sementara wanita akan meninggalkan suaminya demi pria yang lebih mapan. Penelitian menemukan bahwa bukan itu masalah utama perceraian.

Pria Berselingkuh: Kedekatan Emosional

Lebih dari 80 persen mengaku berselingkuh bukan dengan wanita yang lebih menarik secara fisik dibandingkan istrinya. Alasan utama pria berselingkuh adalah bukan karena ingin berhubungan seksual dengan wanita yang bertubuh lebih seksi, tetapi lebih karena hilangnya kedekatan emosional dengan istrinya.
Sekitar 48 persen pria mengakui bahwa mereka ingin dihargai oleh istri karena kerja kerasnya. Sayangnya, karena pria lebih tidak ekspresif dibandingkan wanita, maka kemungkinan besar dia tidak akan membicarakan kebutuhannya ini kepada sang istri. Sebagai akibatnya, mereka merasa membutuhkan hubungan dengan intimasi emosional dengan orang lain.
Sepanjang perjalanan pernikahan, lama-kelamaan pasangan dapat menjadi kurang menghargai keberadaan satu sama lain. Penghargaan ini menjadi salah satu kunci utama membangun kedekatan emosional yang mungkin kemudian didapatkan dari orang lain. Penelitian menemukan bahwa hampir setengah pria yang berselingkuh bertemu selingkuhannya di tempat kerja. Oleh karena pria butuh pengakuan, maka umumnya wanita yang menjadi selingkuhannya adalah orang yang memuji dan mengagumi kerja kerasnya.

Wanita Berselingkuh: Kesendirian dan Butuh Perhatian

Pada wanita, perselingkuhan sering bermula dari perasaan sendiri, tidak bahagia, dan merasa diabaikan oleh pasangan mereka. Bagi wanita, perselingkuhan umumnya menjadi cara sebagai peralihan sebelum mengakhiri pernikahan, sementara bagi pria, ini hanya menjadi strategi alternatif. Wanita menginginkan sosok yang memandang dan mengaguminya sehingga dia merasa menarik seperti dulu.
Perselingkuhan menjadi cara bagi wanita untuk mendapat perhatian yang mereka inginkan. Sebagian wanita ingin mengakhiri pernikahannya, tapi belum berani melakukannya, sehingga menempuh perselingkuhan sebagai cara transisi. Selain itu, sebagian wanita berselingkuh di masa saat mereka sedang rapuh atau mengalami perubahan besar di dalam hidupnya, seperti saat kehilangan pekerjaan atau kegagalan pada bisnisnya. Dalam masa-masa ini, selingkuh dianggap sebagai jalan keluar yang dapat menenangkan dirinya.

Selingkuh Hati

Alasan utama di atas membuat banyak orang yang kemudian berselingkuh hati, bahkan tanpa mereka sadari. Umumnya orang yang menjalani selingkuh hati merasa bahwa ada yang kurang dalam pernikahannya. Sehingga ketika ada pria atau wanita lain yang dapat dia ajak bicara, dia merasa diperhatikan dan diinginkan.
Walau tidak selalu melibatkan kontak fisik, tapi selingkuh hati bukan berarti tidak salah. Banyak hubungan yang hanya bermula secara emosional ini berujung kepada hubungan seksual. Lebih jauh, selingkuh hati bahkan lebih berbahaya dibandingkan perselingkuhan fisik. Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak selalu memiliki kedekatan dan kasih sayang. Namun sebaliknya, selingkuh hati melibatkan sisi emosional, yaitu keterhubungan, kedekatan, saling menyukai, dan pada akhirnya mencintai.
Oleh karena tidak melibatkan kontak fisik, sebagian orang sulit mengategorikan apakah mereka sedang mengalami selingkuh hati. Periksa tanda-tanda berikut untuk tahu apakah kamu pernah atau sedang berselingkuh hati.
  • Kamu berdandan dan lebih berhati-hati memilih pakaian untuk menarik perhatian orang lain itu.
  • Kamu memfokuskan banyak energi emosional pada orang tersebut. Kamu cenderung merasa sedih atau cemburu jika dia mengabaikanmu.
  • Kamu menceritakan hal seperti mimpi dan harapan yang bahkan tidak diketahui oleh pasangan resmimu.
  • Kamu merasa bersalah jika pasangan utamamu melihat kalian bersama.
  • Kamu menceritakan masalah rumah tanggamu.
  • Kamu menganggapnya penting dan sering meluangkan waktu untuk bisa bersamanya.
  • Kamu merahasiakan pertemuan dan obrolanmu dari pasangan resmi, termasuk pesan singkat dan surel.
  • Kamu merasa bergantung padanya secara emosional.
Oleh karena sulit dicerna oleh logika, perselingkuhan membuat seseorang mempertanyakan akal sehat mereka, sehingga bisa jadi merasa depresi, sering menangis, dan tidak dapat berkonsentrasi. Ini sebabnya orang-orang yang menjalani pernikahan monogami dengan benar-benar memegang janji suci mereka terbukti lebih sehat secara mental.
Tidak sedikit pernikahan yang kembali utuh setelah perselingkuhan. Semuanya membutuhkan peran dari kedua pihak untuk mengevaluasi diri, memaafkan, memberi waktu bagi satu sama lain, dan memperbarui komitmen, serta kedekatan emosional. Melibatkan pihak ketiga seperti terapis, psikolog, atau kerabat bisa membantu proses rekonsiliasi.

Sumber : Alodokter